BUDIDAYA TEH - Belajar Teknik Budidaya Teh
Belajar Teknik Budidaya Teh
- Masyarakat Indonesia yang mengembangkan budidaya teh cukup banyak di
Indonesia. Terutama di daerah-daerah berhawa sejuk. Di kawasan Jawa
Barat, daerah yang sebagian besar masyarakatnya bergelut dengan budidaya
teh antara lain kawasan Puncak dan Pangalengan. Dua kawasan yang selain
digunakan sebagai daerah budidaya teh, juga sering digunakan sebagai
tempat berlibur karena memang udaranya yang sejuk.
Lalu, taukah Anda apa nama latin dari tanaman teh yang menjadi komoditi budidaya teh tersebut? Sejauh ini, rasanya nama latin dari tanaman menyehatkan ini belum terlalu banyak dikenal. Ya, nama latin dari teh adalah Camellia sinensis.
Camellia Sinensis merupakan salah satu jenis pohon yang daunnya bisa dijadikan sebagai minuman. Camelia sinensis adalah pohon teh. Tokoh utama dalam budidaya teh. Salah satu jenis pohon yang daunnya banyak dikonsumsi masyarakat hampir di seluruh dunia.
Saat udara dingin, ketika sedang menjamu tamu, bahkan sampai di beberapa upacara, minuman yang satu ini akan selalu muncul. Bahkan menjadi minuman utama yang disuguhkan. Secangkir teh, layak disajikan sebagai minuman jamuan dan teman di saat berkumpul bersama keluarga. Melihat kebutuhan masyarakat terhadap teh yang sedemikian rupa, budidaya teh bisa menjadi bisnis yang menjanjikan.
Banyaknya orang yang menggemari teh membuat budidaya teh mulai menjamur. Namun, saat ini produksinya masih didominasi perkebunan teh berskala besar. Jika Anda tertarik untuk budidaya teh, ada baiknya kenali karakteristik teh terlebih dahulu.
Budidaya Teh Berakhir pada Secangkir Teh
Budidaya teh tentu saja menghasilkan apa yang kita sebut dengan teh. Dengan pengolahan sedemikian rupa, teh tersebut berubah menjadi jenis minuman yang cukup banyak digemari. Teh merupakan jenis minuman yang mengandung kafein, tetapi kandungannya tidak sebesar kafein dalam kopi. Oleh karenanya, teh jarang disebutkan sebagai minuman berkafein seperti kopi.
Setiap orang memiliki cara dan tradisi dalam menyeduh teh. Untuk menikmati secangkir teh, daun, pucuk, atau tangkainya yang telah dikeringkan dapat langsung diseduh dengan air panas. Air seduhan teh apabila diminum rasanya akan sedikit pahit. Namun, rasa inilah yang memunculkan sensasi saat menikmatinya. Budidaya teh yang merepotkan itu berakhir dengan sensasi rasa pahit yang menyehatkan tubuh.
Untuk mengurangi rasa pahit, orang banyak yang menambahkan gula atau susu pada air seduhan. Air seduhan teh yang dicampur dengan susu ini menjadi minuman konsumsi bagi masyarakat dataran tinggi Tibet yang kemudian dikenal dengan sebutan morning tea.
Di Indonesia, jenis teh yang laing populer adalah jasmine tea (teh melati) yaitu teh hijau yang dicampur dengan bunga melati. Aromanya khas sekali. Budidaya teh juga menjadi salah satu bisnis yang dilakoni oleh masyarakat Indonesia, baik skala kecil maupun besar.
Budidaya Teh – Mengenal Tingkat Oksidasi Teh
Sebelum memutuskan untuk berbisnis budidaya teh, mengetahui beberapa tingkat oksidasi erta jenis teh akan sangat bermanfaat. Beberapa jenis teh dikelompokkan ke dalam tingkat oksidasinya.
Teh putih. Teh ini terkenal di Tiongkok dan harganya lebih mahal karena diproduksi sangat sedikit. Oleh karena itu, sangat jarang ditemukan di pasaran. Teh putih dibuat dari pucuk daun teh yang tidak mengalami proses oksidasi. Pada proses budidaya teh, sesaat belum dipetik, daunnya sengaja dilindungi dari sinar matahari untuk mencegah pembentukan klorofil.
Green Tea. Teh jenis ini berasal dari daun teh yang biasanya langsung diproses setelah dipetik. Proses oksidasi dalam budidaya teh ini dihentikan setelah daun mengalami oksidasi dalam jumlah minimal.
Teh Oolong. Pada teh jenis ini, proses oksidasi pada budidaya teh dihentikan saat pertengahan antara teh hijau dan teh hitam dan biasanya memakan waktu 2 sampai 3 hari. Teh Oolong merupakan perpaduan antara teh hijau dan teh hitam.
Teh Hitam. Teh hitam merupakan jenis teh yang paling umum di Asia Selatan seperti India, Sri Lanka, dan Bangladesh. Teh ini berdaun hitam klasik dari Cina dengan ukuran daun kecil, lembut, dan beraroma manis dengan kadar kafein dan tannin rendah. Proses oksidasi dalam proses budidaya ini memakan waktu 2 minggu sampai 1 bulan.
Pu-erh. Budidaya teh jenis ini berasal dari Yunnan, Cina. Teh ini biasanya digunakan setahun setelah diproduksi dan seringkali direndam atau direbus dalam waktu yang lama. Pu-erh biasanya dijual dalam bentuk yang padat setelah sebelumnya dipres seperti batu bata, mangkuk, atau piring kecil. Semakin lama disimpan, aroma Pu-erh akan semakin enak.
Teh Kuning. Teh ini memiliki kualitas tinggi, karena itu disajikan hanya di istana kaisar. Bahan dasarnya sama dengan teh hijau, tetapi dalam teh kuning proses pengeringan dalam budidaya teh berlangsung lebih lambat.
Kukicha. Teh ini dikenal sebagai teh musim sejuk. Kukicha merupakan teh kualitas rendah karena berasal dari campuran daun tua dan tangkainya dari hasil pemetikan kedua yang disangarai di atas wajan.
Genmaicha. Genmaicha sangat populer di Jepang sama halnya dengan Jasmine tea yang terkenal di Indonesia. Teh ini berasal dari teh hijau yang dicampur berondong dari beras yang belum ditumbuk.
Teh Bunga. Apabila budidaya teh hijau atau teh hitam diproses bersamaan dengan bunga maka akan menjadikan teh yang memiliki aroma bunga. Rasanya pun lebih khas. Mawar, seroja, leci, dan seruni seringkali dijadikan sebagai campuran teh untuk menghasilkan teh bunga.
Lapsang Souchong. Teh jenis ini berasal dari Fujian, Cina. Keistimewaannya adalah proses pengeringan dalam budidaya teh nya yang menggunakan kayu bakar pohon pine sehingga rasa asapnya terasa kental.
Teh Rize. Rize adalah teh hitam yang dihidangkan dengan cara berbeda di Turki. Pada saat teh sedang panas, gula dimasukkan sehingga rasa manisnya akan langsung bercampur dengan aroma teh.
Chong Cha. Secara harfiah, Chong Cha berarti teh cacing. Rebusan teh ini dibuat dari benih pokok renek teh, bukan daunnya. Teh ini digunakan dalam pengobatan Cina untuk menangani berbagai jenis penyakit.
Budidaya Teh dan Kehangatan Teh
Setelah melalui proses budidaya teh yang cukup panjang, menikmati secangkir teh hangat merupakan satu kepuasan tersendiri. Untuk menikmati kehangatan secangkir teh bergantung pada kebiasaan setiap orang. Namun, untuk menghasilkan seduhan teh yang enak dan harum, Anda harus memerhatikan tahapan dalam pemrosesan daun teh.
Inilah lima teknik penyelupan agar bisa menghasilkan secangkir teh yang harum.
Siapkan teko atau ceret.
Tuangkan satu sendok daun teh untuk setiap cangkir teh yang akan disajikan. Teh hitam dan teh Oolong dapat menggunakan air matang yang masih dalam keadaan mendidih. Teh putih dan teh hijau bisa menggunakan air yang baru menguap.
Tuangkan air, tunggu 3-5 menit untuk teh hitam, 1-3 menit untuk teh hijau, dan 5-7 menit untuk teh putih dan teh Oolong untuk mengeluarkan warna dan aroma teh.
Saring daun tehnya dan sajikan.
Tambahkan pemanis, misalnya gula atau susu atau menurut kesukaan Anda.
Kenikmatan serta sensasi dalam menikmati teh serta peluang usaha yang menjanjikan menjadi daya tarik utama dalam budidaya teh. Budidaya teh bisa dilakukan ketika Anda sudah mengetahui bagaimana seluk beluk teh, agar bisnis budidaya teh Anda nantinya berhasil dan tidak “layu” ditengah jalan.
Referensi : http://www.jualbeliforum.com/
Lalu, taukah Anda apa nama latin dari tanaman teh yang menjadi komoditi budidaya teh tersebut? Sejauh ini, rasanya nama latin dari tanaman menyehatkan ini belum terlalu banyak dikenal. Ya, nama latin dari teh adalah Camellia sinensis.
Camellia Sinensis merupakan salah satu jenis pohon yang daunnya bisa dijadikan sebagai minuman. Camelia sinensis adalah pohon teh. Tokoh utama dalam budidaya teh. Salah satu jenis pohon yang daunnya banyak dikonsumsi masyarakat hampir di seluruh dunia.
Saat udara dingin, ketika sedang menjamu tamu, bahkan sampai di beberapa upacara, minuman yang satu ini akan selalu muncul. Bahkan menjadi minuman utama yang disuguhkan. Secangkir teh, layak disajikan sebagai minuman jamuan dan teman di saat berkumpul bersama keluarga. Melihat kebutuhan masyarakat terhadap teh yang sedemikian rupa, budidaya teh bisa menjadi bisnis yang menjanjikan.
Banyaknya orang yang menggemari teh membuat budidaya teh mulai menjamur. Namun, saat ini produksinya masih didominasi perkebunan teh berskala besar. Jika Anda tertarik untuk budidaya teh, ada baiknya kenali karakteristik teh terlebih dahulu.
Budidaya Teh Berakhir pada Secangkir Teh
Budidaya teh tentu saja menghasilkan apa yang kita sebut dengan teh. Dengan pengolahan sedemikian rupa, teh tersebut berubah menjadi jenis minuman yang cukup banyak digemari. Teh merupakan jenis minuman yang mengandung kafein, tetapi kandungannya tidak sebesar kafein dalam kopi. Oleh karenanya, teh jarang disebutkan sebagai minuman berkafein seperti kopi.
Setiap orang memiliki cara dan tradisi dalam menyeduh teh. Untuk menikmati secangkir teh, daun, pucuk, atau tangkainya yang telah dikeringkan dapat langsung diseduh dengan air panas. Air seduhan teh apabila diminum rasanya akan sedikit pahit. Namun, rasa inilah yang memunculkan sensasi saat menikmatinya. Budidaya teh yang merepotkan itu berakhir dengan sensasi rasa pahit yang menyehatkan tubuh.
Untuk mengurangi rasa pahit, orang banyak yang menambahkan gula atau susu pada air seduhan. Air seduhan teh yang dicampur dengan susu ini menjadi minuman konsumsi bagi masyarakat dataran tinggi Tibet yang kemudian dikenal dengan sebutan morning tea.
Di Indonesia, jenis teh yang laing populer adalah jasmine tea (teh melati) yaitu teh hijau yang dicampur dengan bunga melati. Aromanya khas sekali. Budidaya teh juga menjadi salah satu bisnis yang dilakoni oleh masyarakat Indonesia, baik skala kecil maupun besar.
Budidaya Teh – Mengenal Tingkat Oksidasi Teh
Sebelum memutuskan untuk berbisnis budidaya teh, mengetahui beberapa tingkat oksidasi erta jenis teh akan sangat bermanfaat. Beberapa jenis teh dikelompokkan ke dalam tingkat oksidasinya.
Teh putih. Teh ini terkenal di Tiongkok dan harganya lebih mahal karena diproduksi sangat sedikit. Oleh karena itu, sangat jarang ditemukan di pasaran. Teh putih dibuat dari pucuk daun teh yang tidak mengalami proses oksidasi. Pada proses budidaya teh, sesaat belum dipetik, daunnya sengaja dilindungi dari sinar matahari untuk mencegah pembentukan klorofil.
Green Tea. Teh jenis ini berasal dari daun teh yang biasanya langsung diproses setelah dipetik. Proses oksidasi dalam budidaya teh ini dihentikan setelah daun mengalami oksidasi dalam jumlah minimal.
Teh Oolong. Pada teh jenis ini, proses oksidasi pada budidaya teh dihentikan saat pertengahan antara teh hijau dan teh hitam dan biasanya memakan waktu 2 sampai 3 hari. Teh Oolong merupakan perpaduan antara teh hijau dan teh hitam.
Teh Hitam. Teh hitam merupakan jenis teh yang paling umum di Asia Selatan seperti India, Sri Lanka, dan Bangladesh. Teh ini berdaun hitam klasik dari Cina dengan ukuran daun kecil, lembut, dan beraroma manis dengan kadar kafein dan tannin rendah. Proses oksidasi dalam proses budidaya ini memakan waktu 2 minggu sampai 1 bulan.
Pu-erh. Budidaya teh jenis ini berasal dari Yunnan, Cina. Teh ini biasanya digunakan setahun setelah diproduksi dan seringkali direndam atau direbus dalam waktu yang lama. Pu-erh biasanya dijual dalam bentuk yang padat setelah sebelumnya dipres seperti batu bata, mangkuk, atau piring kecil. Semakin lama disimpan, aroma Pu-erh akan semakin enak.
Teh Kuning. Teh ini memiliki kualitas tinggi, karena itu disajikan hanya di istana kaisar. Bahan dasarnya sama dengan teh hijau, tetapi dalam teh kuning proses pengeringan dalam budidaya teh berlangsung lebih lambat.
Kukicha. Teh ini dikenal sebagai teh musim sejuk. Kukicha merupakan teh kualitas rendah karena berasal dari campuran daun tua dan tangkainya dari hasil pemetikan kedua yang disangarai di atas wajan.
Genmaicha. Genmaicha sangat populer di Jepang sama halnya dengan Jasmine tea yang terkenal di Indonesia. Teh ini berasal dari teh hijau yang dicampur berondong dari beras yang belum ditumbuk.
Teh Bunga. Apabila budidaya teh hijau atau teh hitam diproses bersamaan dengan bunga maka akan menjadikan teh yang memiliki aroma bunga. Rasanya pun lebih khas. Mawar, seroja, leci, dan seruni seringkali dijadikan sebagai campuran teh untuk menghasilkan teh bunga.
Lapsang Souchong. Teh jenis ini berasal dari Fujian, Cina. Keistimewaannya adalah proses pengeringan dalam budidaya teh nya yang menggunakan kayu bakar pohon pine sehingga rasa asapnya terasa kental.
Teh Rize. Rize adalah teh hitam yang dihidangkan dengan cara berbeda di Turki. Pada saat teh sedang panas, gula dimasukkan sehingga rasa manisnya akan langsung bercampur dengan aroma teh.
Chong Cha. Secara harfiah, Chong Cha berarti teh cacing. Rebusan teh ini dibuat dari benih pokok renek teh, bukan daunnya. Teh ini digunakan dalam pengobatan Cina untuk menangani berbagai jenis penyakit.
Budidaya Teh dan Kehangatan Teh
Setelah melalui proses budidaya teh yang cukup panjang, menikmati secangkir teh hangat merupakan satu kepuasan tersendiri. Untuk menikmati kehangatan secangkir teh bergantung pada kebiasaan setiap orang. Namun, untuk menghasilkan seduhan teh yang enak dan harum, Anda harus memerhatikan tahapan dalam pemrosesan daun teh.
Inilah lima teknik penyelupan agar bisa menghasilkan secangkir teh yang harum.
Siapkan teko atau ceret.
Tuangkan satu sendok daun teh untuk setiap cangkir teh yang akan disajikan. Teh hitam dan teh Oolong dapat menggunakan air matang yang masih dalam keadaan mendidih. Teh putih dan teh hijau bisa menggunakan air yang baru menguap.
Tuangkan air, tunggu 3-5 menit untuk teh hitam, 1-3 menit untuk teh hijau, dan 5-7 menit untuk teh putih dan teh Oolong untuk mengeluarkan warna dan aroma teh.
Saring daun tehnya dan sajikan.
Tambahkan pemanis, misalnya gula atau susu atau menurut kesukaan Anda.
Kenikmatan serta sensasi dalam menikmati teh serta peluang usaha yang menjanjikan menjadi daya tarik utama dalam budidaya teh. Budidaya teh bisa dilakukan ketika Anda sudah mengetahui bagaimana seluk beluk teh, agar bisnis budidaya teh Anda nantinya berhasil dan tidak “layu” ditengah jalan.
Referensi : http://www.jualbeliforum.com/
0 komentar:
Posting Komentar