FAEDAH JAYA

DISTRIBUTOR PERTANIAN

DISTRIBUTOR PULSA

DISTRIBUTOR KOMPUTER

FREE WEB PROXY

Kamis, 24 Januari 2013

CARA BUDIDAYA ANGGUR


Anggur adalah jenis tanaman yang merambat. Tanaman ini sebenarnya berasal dari daerah Armenia. Namun bangsa Timur Tengah sudah mulai mengembangkan budidaya anggur ini sekitar 4000 tahun sebelum masehi. Kemudian bangsa Mesir mengembangkan tanaman anggur ini untuk diolah menjadi minuman yang disebut dengan wine pada sekitar tahun 2500 sebelum masehi.
Dari sini kemudian teknik pengolahan anggur menyebar hingga sampai di Yunani hingga Spanyol, Perancis, Austria dan Jerman. Lalu Columbus seorang pelaut terkenal mengenalkan teknik pembuatan minuman anggur ini ke Amerika, Afrika serta Asia.

Prospek Budidaya Anggur

Saat ini anggur bukan hanya dibuat untuk minuman saja. Namun juga bisa dimakan begitu saja sebagai buah segar untuk makanan pencuci mulut. Masyarakat juga banyak yang menyukai buah yang bentuknya seperti kelereng ini. Karena selain rasanya yang segar, juga punya banyak manfaat untuk kesehatan tubuh. Selain dimakan langsung serta dibuat minuman, buah anggur juga sering dipakai untuk campuran membuat roti atau makanan yang lain.

Melihat kenyataan diatas, maka bagi yang suka menerjuni usaha di bidang agrobisnis tentu bisa menjadikan budidaya anggur sebagai salah satu pilihan yang cocok. Meski bukan merupakan produsen yang begitu terkenal di dunia, namun kita juga tetap bisa menciptakan pasar yang baik bukan hanya di tingkat lokal, namun juga di level regional bahkan internasional. Karena sampai saat ini kebutuhan anggur di banyak negara masih belum mencukupi. Ini bisa dimanfaatkan untuk menciptakan pasar baru bagi anggur hasil budidaya sendiri.

Teknik Budidaya Anggur

Untuk melakukan budidaya anggur, hal-hal yang harus mendapat perhatian adalah :

1. Penyediaan benih
Pilihan yang paling bagus untuk melakukan budidaya anggur adalah dengan menggunakan stek. Karena selain bisa mempersingkat masa panen, juga lebih mudah untuk memilih bibit yang punya kwalitas unggul.
Caranya pilih stek dari tanaman buah anggur yang baik. Kemudian potonglah batangnya. Batang tersebut minimal sudah berusia satu tahun dengan ciri ukuran diameter batangnya lebih dari satu centimeter dan punya warna coklat tua namun terlihat cerah.

2. Menyediakan lahan
Lahan yang bagus untuk melakukan budidaya anggur adalah yang berlokasi di daerah dingin dan sejuk, karena anggur tidak tahan terhadap cuaca panas. Bila lahan sudah diratakan kemudian buatlah lubang yang mau digunakan untuk menanam dengan ukuran yang sama yaitu 60 centimeter.
Sebelum ditanami stek anggur, sebaiknya tanah yang sudah dilubangi ini dibiarkan selama dua hingga empat minggu dengan tujuan untuk mensterilkan lahan dari bakteri atau virus yang merugikan tanaman. Setelah itu bibit boleh ditanam.

3. Perawatan
Bila tanaman anggur sudah mulai mengeluarkan daun, maka bila daunnya terlalu rimbun dan banyak, perlu dilakukan pemotongan. Tujuannya adalah untuk merangsang pertumbuhan bunga.
Ketika bunga mulai tumbuh, perlu mendapat perhatian, apalagi ketika bunga tersebut sudah mulai menghasilkan buah anggur yang kecil. Bila dalam satu tangkai dirasa terlalu banyak buah anggur, maka kita perlu melakukan pemotongan beberapa buah agar pertumbuhan buah yang lain bisa lebih maksimal dan ketika dipanen ukurannya lebih besar.

4. Masa panen
Buah anggur mulai bisa dipetik atau panen ketika usianya sudah mencapai sekitar 90 hingga 100 hari. Namun bila tanaman tersebut berada di dataran yang tinggi, maka masa panen yang bagus adalah 105 atau 110 hari. Jadi membutuhkan waktu yang sedikit lebih lama. Tanda-tanda bila buah anggur sudah matang dan bisa dipetik adalah ketika warnanya sudah merata sama semua dan butirannya gampang lepas.

Selamat berbisnis dan melakukan budidaya anggur. Semoga sukses. 

Referensi : http://www.anneahira.com

BUDIDAYA TOMAT HIBRIDA

Budidaya Tomat
Tomat
BUDIDAYA TOMAT merupakan salah satu agribisnis yang bernilai ekonomis tinggi

PENDAHULUAN
Tanaman tomat merupakan salah satu jenis tanaman yang bernilai ekonomis tinggi, untuk itu dalam proses budidayanya perlu dilakukan secara intensif agar produksi yang dihasilkan optimal. Tanaman ini termasuk komoditas multiguna, selain berfungsi sebagai sayuran dan buah, tomat juga sering dimanfaatkan untuk bahan dasar kosmetik dan obat-obatan.
   
Tomat
Budidaya Tomat

Berdasarkan tipe pertumbuhannya, tanaman tomat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu determinate dan indeterminate. Pada tipe determinate, postur tanaman pendek dengan tandan bunga terletak di setiap ruas batang dan ujung tanaman. Sedangkan pada tipe indeterminate, postur tanaman tinggi dengan tandan bunga terletak berseling di antara 2-3 ruas, pada ujung tanaman tumbuh pucuk muda. Tanaman tomat dengan tipe indeterminate berbuah besar.
SYARAT TUMBUH TANAMAN TOMAT
Tanaman tomat memerlukan curah hujan antara 100-220 mm/hujan dengan ketinggian tempat yang optimal 100-1000 mdpl. Intensitas sinar matahari berkisar antara 10-12 jam per hari. Suhu optimal untuk pertumbuhan berkisar 25-30°C, sedangkan pada proses pembungaan membutuhkan suhu malam hari 15-20°C. Air sangat dibutuhkan oleh tanaman ini karena 90% kandungan tomat terdiri dari air. Lokasi pertanaman tomat sebaiknya bukan bekas lahan tanaman tomat atau tanaman sefamili. Minimal sudah diberakan selama 2 tahun untuk diperoleh hasil yang optimal.

PELAKSANAAN TEKNIS
Pengukuran pH tanah diperlukan untuk menentukan jumlah pemberian kapur pertanian pada tanah masam atau pH rendah (di bawah 6,5). Pengukuran bisa menggunakan kertas lakmus, pH meter, atau cairan pH tester. Pengambilan titik sampel bisa dilakukan dengan cara zigzag.
PELAKSANAAN BUDIDAYA TOMAT
Persiapan Lahan Budidaya Tomat
Persiapan lahan meliputi pembajakan dan penggaruan tanah, Pembuatan bedengan kasar dengan lebar 110-120 cm, tinggi 40-70 cm dan lebar parit 50-70 cm, pemberian kapur pertanian sebanyak 200 kg/rol mulsa PHP (Plastik Hitam Perak) untuk tanah dengan pH di bawah 6,5, pemberian pupuk kandang yang sudah difermentasi sebanyak 40 ton/ha dan pupuk NPK 15-15-15 sebanyak 150 kg/rol mulsa PHP, kemudian dilakukan pengadukan/pencacakan bedengan agar pupuk yang sudah diberikan bercampur dengan tanah, persiapan selanjutnya pemasangan mulsa PHP, pembuatan lubang tanam dengan  jarak tanam ideal untuk musim kemarau 60 cm x 60 cm sedangkan untuk musim penghujan bisa diperlebar 70 cm x 70 cm dan kemudian dilakukan pemasangan ajir. Pemasangan ajir yang dianjurkan dengan sistem ajir tegak supaya kelembaban tanaman terjaga, masing2 ajir dihubungkan dengan gelagar. Agar serangkaian ajir tersebut menjadi kuat pada ajir paling pinggir dan setiap 4 ajir dipasang ajir penguat membentuk sudut ±  45°.
Persiapan Pembibitan dan Penanaman
Pada persiapan pembibitan dibutuhkan rumah atau sungkup pembibitan untuk melindungi bibit yang masih muda. Kemudian menyediakan media semai dengan komposisi 20 liter tanah, 10 liter pupuk kandang, dan 150 g NPK halus. Media campuran dimasukkan ke dalam polibag semai. Sebelum melakukan penyemaian benih, sebaiknya benih direndam dalam larutan fungisida sistemik berbahan aktif simokanil atau metalaksil dengan dosis ½  dari dosis terendah yang dianjurkan pada kemasan selama ± 6 jam, baru kemudian benih disemai pada media. Untuk mempercepat perkecambahan benih permukaan media ditutup dengan kain goni (bisa juga menggunakan mulsa PHP) dan dijaga dalam keadaan lembab.
Pembukaan penutup permukaan media semai dilakukan apabila benih sudah berkecambah, baru kemudian benih disungkup menggunakan plastik transparan. Pembukaan sungkup dimulai pada jam 07.00 - 09.00, dan dibuka lagi jam 15.00-17.00. Umur 5 hari menjelang tanam sungkup harus dibuka secara penuh untuk penguatan tanaman. Penyiraman jangan terlalu basah dan dilakukan setiap pagi.  Penyemprotan dengan fungisida berbahan aktif simoksanil dan insektisida berbahan aktif imidakloprid pada umur 10 hss (hari setelah semai) dengan dosis ½ dari dosis terendah. Bibit yang sudah memiliki 4 helai daun sejati siap untuk pindah tanam ke lahan.
Pemeliharaan Pada Budidaya Tomat
1.    Penyulaman
Penyulaman dilakukan sampai dengan umur tanaman 2 minggu. Tanaman yang sudah terlalu tua apabila masih terus disulam mengakibatkan pertumbuhan tidak seragam. Dan akan berpengaruh terhadap pengendalian hama penyakit.
2.    Perempelan dan Pengikatan Tanaman
Perempelan tunas samping pada tanaman tomat dilakukan sampai dengan pembentukan cabang, baik pada cabang utama, cabang kedua, ketiga dan seterusnya di atas cabang utama. Jadi di atas cabang utama, cabang yang dipelihara adalah cabang-cabang produktif. Perempelan tunas samping dilakukan pada semua tunas yang keluar di ketiak daun, baik di bawah cabang utama maupun di bawah cabang-cabang produktif. Perempelan tunas di bawah cabang utama bertujuan untuk memacu pertumbuhan vegetatif tanaman agar tanaman tumbuh kekar, disamping itu juga menjaga kelembaban pada saat tanaman sudah dewasa, sedangkan perempelan tunas dibawah cabang-cabang produktif bertujuan untuk menjaga kelembaban tanaman dan mengoptimalkan produksi.
Perempelan daun di bawah cabang utama dilakukan pada saat tajuk tanaman telah menutupi seluruh daun bagian bawah, pada saat ini daun sudah tidak berfungsi secara optimal, justru sangat disenangi  hama dan penyakit tanaman. Perempelan pada daun juga dilakukan bagi daun tua/terserang penyakit.
3.    Sanitasi Lahan dan Pengairan
Sanitasi lahan pada budidaya tomat meliputi : pengendalian gulma/rumput, pengendalian air saat musim hujan sehingga tidak muncul genangan, pemangkasan daun dan pencabutan tanaman yang terserang hama penyakit.
Pengairan diberikan secara terukur, dengan penggenangan atau pengeleban seminggu sekali jika tidak turun hujan. Penggenangan jangan terlalu tinggi, batas penggenangan hanya 1/3 dari tinggi bedengan.
4.    Pemupukan Susulan
Pupuk akar diberikan dengan cara pengocoran pada umur 15 hst, 25 hst dan 35 hst dengan dosis 3kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman diberikan 200ml.
Pupuk daun kandungan Nitrogen tinggi diberikan pada umur 7 hst dan 24 hst, sedangkan pupuk daun kandungan Phospat, kalium dan mikro tinggi diberikan umur 20 hst, 30 hst dan 45 hst. Dosis penyemprotan sesuai petunjuk pada kemasan.
5.    Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Tomat
a.    Hama Tanaman Tomat
1.      Ulat Tanah
Ulat tanah yang menyerang tanaman tomat adalah Agrotis ipsilon. Hama jenis ini menyerang tanaman pada malam hari, sedangkan pada siang harinya bersembunyi di dalam tanah atau di balik mulsa PHP. Ulat tanah menyerang batang tanaman yang masih muda dengan cara memotongnya, sehingga sering dinamakan juga ulat pemotong. Cara pengendaliannya adalah dengan pemberian insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam.
2.      Ulat Grayak
Ulat grayak yang menyerang tanaman tomat adalah Spodoptera litura. Ulat grayak menyerang daun tanaman bersama-sama dalam jumlah yang sangat banyak, ulat ini biasanya menyerang di malam hari dengan cara memakan daun dan buah tomat. Gejala pada daun berupa bercak-bercak putih dan berlubang, sedangkan pada buah ditandai adanya lubang yang tidak beraturan pada setiap permukaan buah. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.
3.      Ulat Buah
Ulat buah yang menyerang tanaman tomat adalah Heliotis armigera. Bagian tubuh hama ini diselimuti kutil. Ulat ini menyerang tanaman dengan cara mengebor buah sambil memakannya sehingga buah yang terserang berlubang. Pengendaliannya dengan cara penyemprotan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.
4.      Kutu Daun
Kutu daun yang menyerang tanaman tomat adalah Myzus persiceae. Kutu ini mengisap cairan tanaman terutama pada daun yang masih muda, kotorannya berasa manis sehingga menggundang semut. Serangan parah menyebabkan daun mengalami klorosis(kuning), menggulung dan mengeriting, akhirnya tanaman menjadi kerdil. Pengendaliannya dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.
5.      Kutu Kebul
Kutu kebul yang menyerang tanaman tomat adalah Bemisia tabaci. Hama ini berwarna putih, bersayap dan tubuhnya diselimuti serbuk putih seperti lilin. Kutu kebul menyerang dan menghisap cairan sel daun sehingga sel-sel dan jaringan daun rusak. Pengendalian hama ini dengan cara penyemprotan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.

6.      Lalat Buah
Lalat buah yang menyerang tanaman tomat adalah Dacus dorsalis. Lalat betina dewasa menyerang buah tomat dengan cara menyuntikkan telurnya ke dalam buah, kemudian telur berubah menjadi larva, telur-telur inilah yang akhirnya menggerogoti buah tomat sehingga buah menjadi busuk. Pengendalian lalat buah dapat menggunakan perangkap lalat (sexpheromone), caranya : metil eugenol dimasukkan pada botol aqua yang diikatkan pada bambu dengan posisi horisontal, atau dapat pula menggunakan buah-buahan yang aromanya disukai lalat (misal nangka, timun) kemudian dicampur insektisida berbahan aktif metomil.  Selain itu juga dapat dilakukan penyemprotan menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.
7.      Nematoda
Nematoda yang menyerang tanaman tomat adalah Meloidogyne incognita. Serangan nematoda ditandai adanya bintil-bintil pada akar. Nematoda merupakan cacing tanah yang berukuran sangat kecil, hama ini merupakan cacing parasit yang menyerang bagian akar tanaman. Bekas gigitan cacing inilah yang akhirnya menyebabkan serangan sekunder, seperti layu bakteri, layu fusarium, busuk phytopthora atau cendawan lain penyerang akar. Cara pengendalian nematoda adalah dengan pemberian insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam.
b.    Penyakit Tanaman Tomat
1.    Rebah Semai
Rebah semai yang menyerang tanaman tomat adalah Pythium debarianum. Penyakit ini biasa menyerang tanaman tomat pada fase pembibitan dan tanaman muda setelah pindah tanam. Cara pengendaliannya dengan penyemprotan fungisida sistemik berbahan aktif propamokarb hidroklorida, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf dengan dosis ½ dari dosis terendah yang tertera pada kemasan.
2.    Layu Bakteri
Bakteri penyebab layu yang menyerang tanaman tomat adalah Pseudomonas sp. Penyakit ini sering menggagalkan tanaman, tanaman yang terserang mengalami kelayuan pada daun yang diawali dari daun-daun muda. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan antara lain dengan meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman yang terserang, melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan secara kimiawi menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin dengan dosis sesuai pada kemasan. Sebagai pencegahan, secara biologi dapat diberikan trichoderma pada saat persiapan lahan, pada umur 20hst dan 35 hst dilakukan pengocoran dengan pestisida organik pada tanah, contoh wonderfat dengan dosis sesuai anjuran pada kemasan.
3.    Layu Fusarium
Cendawan penyebab layu yang menyerang tanaman tomat adalah Fusarium oxysporum. Tanaman yang terserang mengalami kelayuan dimulai pada daun-daun tua, kemudian menyebar ke daun-daun muda dan menguning. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan antara lain dengan meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman yang terserang, melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan secara kimiawi menggunakan fungisida berbahan aktif benomil, metalaksil atau propamokarb hidroklorida dengan dosis sesuai pada kemasan. Sebagai pencegahan, secara biologi dapat diberikan trichoderma pada saat persiapan lahan, pada umur 20hst dan 35 hst dilakukan pengocoran dengan pestisida organik pada tanah, contoh wonderfat dengan dosis sesuai anjuran pada kemasan.
4.    Busuk Phytopthora
Penyakit busuk yang menyerang tanaman tomat adalah Phytopthora infestans. Penyakit ini dapat menggagalkan budidaya tomat karena menyerang semua bagian tanaman. Batang yang terserang ditandai dengan bercak coklat kehitaman dan kebasah-basahan. Serangan serius menyebabkan tanaman layu. Daun tomat yang terserang seperti tersiram air panas. Buah yang terserang ditandai dengan bercak kebasah-basahan yang menjadi coklat kehitaman dan lunak. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah metalaksil, propamokarb hidrokloroda, simoksanil atau dimetomorf dan fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah tembaga, mankozeb, propineb, ziram,  atau tiram. Dosis sesuai petunjuk pada kemasan.
5.    Bercak Bakteri
Penyakit ini disebabkan oleh serangan bakteri Xanthomonas vesicatoria, berkembang pesat terutama pada musim hujan. Serangan ditandai dengan adanya bercak berwarna gelap mengkilap. Pengendaliannya menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin, atau dari golongan anorganik seperti tembaga. Dosis sesuai pada kemasan.
6.    Bercak Daun Septoria
Penyakit ini disebabkan oleh serangan cendawan Septoria lycopersici. Cendawan ini menyerang semua fase pertumbuhan. Gejala serangan berupa bercak-bercak berwarna coklat yang akhirnya berubah keabu-abuan pada permukaan daun bagian bawah, tepi daun berwarna hitam. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis sesuai pada kemasan.
7.    Lunak Bakteri
Penyakit ini disebabkan oleh serangan bakteri Erwinia carotovora. Serangan pada daun ditandai dengan adanya bercak berair disertai perubahan warna daun menjadi kecoklatan, terutama pada daun yang masih segar,  serangan pada batang menyebabkan tanaman roboh. Pengendaliannya menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin, atau dari golongan anorganik seperti tembaga. Dosis sesuai pada kemasan.
8.    Virus
Virus merupakan penyakit yang paling banyak menggagalkan budidaya tomat. Virus yang menyerang tanaman tomat adalah ToMV, PVX, TMV dan CMV. Virus merupakan penyakit yang sangat berpotensi menimbulkan kegagalan terutama pada musim kemarau. Gejala serangan umumnya ditandai dengan pertumbuhan tanaman yang mengerdil, daun mengeriting dan terdapat bercak kuning kebasah-basahan. Penyakit virus sampai saat ini belum ditemukan penangkalnya. Penyakit ini ditularkan dari satu tanaman ke tanaman lain melalui vektor atau penular. Beberapa hama yang sangat berpotensi menjadi penular virus diantaranya adalah thrips, kutu daun, kutu kebul, dan tungau. Manusia dapat juga berperan sebagai penular virus, baik melalui alat-alat pertanian maupun tangan terutama pada saat pemangkasan. Beberapa upaya penanganannya virus antara lain : membersihkan gulma (karena gulma berpotensi menjadi inang virus), mengendalikan hama/serangga penular virus, memusnahkan tanaman yang sudah terserang virus, kebersihan alat dan memberi pemahaman kepada tenaga kerja agar tidak ceroboh saat melakukan penanganan terhadap tanaman.
Strategi Pengendalian Hama dan Penyakit Pada Budidaya Tomat:
-   Pengendalian hama ulat tanah dan nematoda dilakukan secara bersamaan cukup satu kali pemberian insektisida, yaitu 1gram per lubang tanam.
-        Pengendalian hama ulat grayak, ulat buah, kutu daun, kutu kebul, lalat buah dan penyakit menggunakan pestisida harus dilakukan berseling atau penggantian bahan aktif yang tertera di atas setiap melakukan penyemprotan (jangan menggunakan bahan aktif yang sama secara berturut-turut).
PANEN
Tomat tipe determinite dapat dipanen pada umur 65 hst dan tipe indeterminate umur 75 hst. Buah yang dipanen adalah buah yang sudah 25% masak.

Referensi : http://petunjukbudidaya.blogspot.com/

CARA BUDIDAYA AYAM BROILER

AYAM BROILER - Belajar Cara Budidaya Ayam Broiler


Belajar Cara Budidaya Ayam Broiler - Ayam Broiler dikenal juga sebagai ayam pedaging, merupakan ayam ras yang pertumbuhannya tidak memerlukan waktu yang terlalu lama. Dengan demikian, tidak memerlukan waktu yang lama untuk bisa segera dipanen oleh peternak. Jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam.

Untuk memanen ayam broiler, peternak bahkan cukup memeliharanya dalam waktu 5 hingga 7 minggu saja. Dengan waktu pemeliharaan yang relatif singkat dan menguntungkan, maka banyak peternak baru serta peternak musiman yang bermunculan di berbagai wilayah di Indonesia.

Sebenarnya, ayam broiler ini baru populer di Indonesia sejak tahun 1980-an, dimana pemegang kekuasaan mencanangkan panggalakan konsumsi daging ruminansia yang pada saat itu semakin sulit keberadaannya.

Selama ini peternak masih belum mampu membuat bibit ayam broiler sendiri, dan ini memang tidak perlu, karena tentu membutuhkan biaya yang cukup besar jika produksinya hanya sedikit. Beberapa perusahaan lokal telah bekerjasama dengan perusahaan di luar negeri dalam menyediakan bibitnya. Dengan berbagai macam jenis ayam ras pedaging yang telah beredar dipasaran, peternak tidak perlu risau dalam menentukan pilihannya.

AYAM BROILER

Bibit yang disediakan beberapa perusahaan yang ada di Indonesia saat ini telah banyak membantu peningkatan produktivitas, kuantitas, kualitas dan efisiensi usaha peternakan ayam broiler. Sebab, semua jenis yang telah beredar memiliki daya produktifitas relatif sama. Perbedaan yang ada pada tiap jenis tidak terlalu banyak. Dalam menentukan pilihan jenis apa yang akan dipelihara, peternak dapat meminta daftar produktifitas atau prestasi bibit yang dijual di Poultry Shop (toko sarana perlengkapan peternakan).

Jenis dan Bibit Ayam Broiler

Beberapa jenis ayam ras pedaging yang banyak beredar di pasaran adalah: Super 77, Tegel 70, ISA, Kim cross, Lohman 202, Hyline, Vdett, Missouri, Hubbard, Shaver Starbro, Pilch, Yabro, Goto, Arbor arcres, Tatum, Indian river, Hybro, Cornish, Brahma, Langshans, Hypeco-Broiler, Ross, Marshall”m”, Euribrid, A.A 70, H&N, Sussex, Bromo, CP 707.

Bibit yang bisa dipilih peternak haruslah sehat dan aktif bergerak, tubuh gemuk (bentuk tubuh bulat), bulu bersih dan kelihatan mengkilat, hidung bersih, mata tajam dan bersih serta lubang kotoran (anus) bersih.

Pemeliharaan Ayam Broiler

Dalam beternak ayam broiler, usahakan supaya kandang diletakkan jauh dari pemukiman penduduk, tempatnya strategis sehingga transportasinya tidak sulit. Sumber air mudah dijangkau, dan kandang ayam harus berarah membujur dari timur ke barat. Perhatikan juga ventilasi juga suhu udara dalam kandang. Lokasi tempat berbelanja sarana peternakan upayakan juga tak terlalu jauh.

Tipe kandang ayam Broiler ada dua, yaitu bentuk panggung dan tanpa panggung (litter). Pada awal pemeliharaan, kandang ditutupi plastik untuk menjaga kehangatan, sehingga energi yang diperoleh dari pakan seluruhnya untuk pertumbuhan, bukan untuk produksi panas tubuh. Kepadatan kandang yang ideal untuk daerah tropis seperti Indonesia adalah 8-10 ekor/m2. Lebih dari angka tersebut, suhu kandang cepat meningkat, terutama pada siang hari. Pada umur dewasa yang menyebabkan konsumsi pakan menurun, ayam cenderung banyak minum, stress, pertumbuhan terhambat dan mudah terserang penyakit.

Biaya Pemeliharaan Ayam Broiler

Bagi peternak, biaya pakan memerlukan 70% biaya pemeliharaan. Pakan yang diberikan harus memberikan zat pakan (nutrisi) yang dibutuhkan ayam broiler, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral, sehingga pertambahan berat badan perhari (Average Daily Gain/ADG) tinggi. Pemberian pakan dengan sistem ad libitum (selalu tersedia/tidak dibatasi). Tahap pertama umur 1 sampai 20 hari disebut tahap pembesaran, makanan yang diberikan harus mengandung kadar protein minimal 23%. Tahap kedua umur diatas 20 hari disebut penggemukan, makanan yang diberikan harus mengandung kadar protein 20 %.

Penyakit pada Ayam Broiler

Penyakit yang sering menyerang ayam broiler antara lain; Tetelo (Newcastle Disease/ND), Gumboro (Infectious Bursal Disease/IBD), Penyakit Ngorok (Chronic Respiratory Disease), Berak Kapur (Pullorum). Selain itu ayam juga bisa diserang oleh hama tungau (kutuan).

Dalam mencegah dan mengobati penyakit, ayam broiler diberikan vaksinasi. Vaksinasi adalah pemasukan bibit penyakit yang dilemahkan ke tubuh ayam untuk menimbulkan kekebalan alami. Vaksinasi penting yaitu vaksinasi ND/tetelo. Dilaksanakan pada umur 4 hari dengan metode tetes mata, dengan vaksin ND strain B1 dan pada umur 21 hari dengan vaksin ND Lasotta melalui suntikan atau air minum.

Perawatan sanitasi kandang harus dilakukan setelah panen. Dilakukan dengan beberapa tahap yaitu:
Pencucian kandang dengan air hingga bersih dari kotoran limbah budidaya sebelumnya.
Pengapuran di dinding dan lantai kandang.
Penyemprotan dengan formalin, untuk membunuh bibit penyakit.
Minimal selama 10 hari sebelum budidaya lagi untuk memutus siklus hidup virus dan bakteri, yang tidak mati oleh perlakuan sebelumnya.

Ayam telah dikembangkan sangat pesat disetiap negara. Di Indonesia usaha ternak ayam broiler (pedaging) juga sudah dijumpai hampir di setiap propinsi. Beternak ayam telah memberi kontribusi yang besar pada pendapatan asli daerah, menyerap tenaga kerja, menambah produktivitas masyarakat dan tentu saja hasil utamanya berupa daging ayam yang bisa memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap protein hewani. Sebagai hasil tambahan ternak ayam broiler (pedaging) adalah berupa tinja atau kotoran kandang untuk pupuk dan bulu ayam untuk industri kerajinan tangan. 

CARA BUDIDAYA LELE

BUDIDAYA LELE - Cara Budidaya Lele di Kolam Terpal


Cara Budidaya Lele di Kolam Terpal - Agan jualbeliforum pada kesempatan ini gw akan berbagi info tentang Budidaya ikan lele di kolam terpal yang barangkali bermanfaat untuk anda yang ingin tau cara budidaya iklan lele di kolam terpal.



Berawal dari iseng-iseng hunting inspirasi bisnis di toko buku Gramedia beberapa bulan yang lalu, eh akhirnya ketemu juga dengan satu buku yang berjudul “Pembesaran lele di Kolam Terpal” karangan Andri Herdiana yang diterbitkan oleh Penebar Swadaya. Buku tersebut menularkan virusnya sehingga menginspirasi saya untuk mencoba mempraktekan budidaya pembesaran ikan lele pada media kolam terpal. Awalnya agak bingung juga nih mau membudidayakannya dimana? sedangkan halaman kontrakan rumah di Purwokerto cukup sempit, di Majalengka juga tidak mungkin karena kurang kontrol, masa mau di halaman kampus? waw.. bisa-bisa di panggil rektor ckckck…



Saya sebagai aktivis kampus, rasanya tidak terlalu berlebihan jika saya mempunyai pemikiran ingin memberdayakan perekonomian masyarakat pedesaan khususnya masyarakat kelangan menengah ke bawah. Akhirnya kebingungan memilih lahan usahapun sirna karena saya memutuskan untuk berinvestasi di salah satu desa di Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas, tepatnya di desa Karanggintung. Budidaya pembesaran lelepun saya lakukan di salah satu pekarangan rumah penduduk desa tersebut. Alhamdulilah resepon masyarakat di sana cukup positif, bahkan sampai ada yang menawarkan kolam atau pekarangannya untuk saya jadikan lahan usaha, tapi apa daya modal terbatas hehehe…

Hanya bermodalkan sekitar kurang lebih Rp. 500.000 untuk pembuatan satu kolam terpal dengan ukuran terpal 5 x 4 m berikut bibit ikan lelenya, oia lele yang saya budidayakan adalah lele jenis sangkuriang. Alhamdulilah saya merasa bangga, karena rencana awal ingin memberdayakan ekonomi masyarakat desapun sudah terlihat dari mulai masa pembuatan kolam, ketika tahap pembuatan kolam saya memberdayakan beberapa orang masyarkat desa, seperti untuk penebangan bambu, meratakan tanah, pengangkutan pupuk organis, dan lain sebagainya. Saat ini alhamdulilah sudah ada 3 kolam yang siap isi dengan bibit, namun meskipun kolam sudah terisi dengan air tidak bisa langsung tanam bibit, karena ada proses pemupukan, untuk menumbuhkan mikroorganisme yang nantinya akan menjadi makanan lele, karena budidaya lele yang saya lakukan menggunakan teknik organik, serta dilakukan pula proses pengapuran kolam untuk menetralkan pH air.

Bagi saya untuk menjalankan bisnis ini modal utamanya bukanlah uang atau apa, tapi modal nekad! terutama nekad dalam pengalaman dan pengetahuan, jujur saja saya menjalankan usaha ini hanya bermodalkan google, buku, dan tanya sana-sini (bodo alewoh). selanjutnya modal yang kedua adalah modal kerja keras, siapa bilang mudah menjalankan usaha ini? hehehe… dan selanjutnya modal yakin!

1. Tahap Penyediaan Alat/Barang (Budidaya Iklan Lele di Kolam Terpal)

Hal yang pertama kali yang saya lakukan adalah berdoa, memohon kepada yang Maha Kuasa semoga usaha saya diberikan kelancaran Amien.. selanjutnya saya membeli beberapa alat/barang untuk mendirikan kolam terpal, diantaranya (harga Purwokerto) :

- Bambu 3 batang @ Rp. 7.000 x 3 = Rp. 21.000
- Terpal ukuran 5 x 4 (20M pesegi) @ Rp. 120.000 x = Rp Rp. 120.000
- Tali klontong (rafia) 1 @ Rp. 5.000 = Rp. 5.000
- Pipa PVC 1/2 inci Rp. 10.000 x 1 = Rp. 10.000
- Shok drat luar dalam 1/2 inci = Rp. 6.000
- Keni drat 1 dan Keni biasa = Rp 6.000
- Dobel nepel = Rp. 3.000
- Keni Gi = Rp. 3.500

Jika anda memerlukan alat/barang yang lainnya silahkan saja dibeli sesuai dengan kebutuhan anda.

2. Tahap Persiapan Tanah

Setelah semua perlengkapan tersedia, kita siapkan tanah yang akan menjadi dasar kolam terpal. Syarat utama permukaan tanah harus bersih dari segala sesuatu yang mampu membocori/merobek terpal, seperti batu, paku, kawat dan lain sebagainya.

3. Tahap Pembuatan Kolam
(Budidaya Iklan Lele di Kolam Terpal)



Langkah-langkah pembuatan kolam diantaranya:

- Buat terlebih dahulu rangka kolam dengan menggunakan bambu, jika menggunakan paku dan kawat usahakan jangan sampai bagian tajamnya merobek terpal, kalau saya menggunakan tali rafia (ukuran besar dan tebal).

- Setelah rangka jadi saatnya memesang terpal, usahakan dalam proses pemasangan terpal serapi mungkin terutama bagian sudut kolam.

- Selanjutnya tahap pembuatan pipa pembuangan.



4. Tahap Pemupukan (Budidaya Iklan Lele di Kolam Terpal)

- Masukan kotoran sapi dicampur dedak ke dalam kolam kemudian ratakan kira-kira setinggi 5 – 10 cm.

- Masukan air perlahan-lahan perhatikan seluruh bagian kolam apakah ada kebocoran atau tidak

- Karena budidaya lele yang saya lakukan menggunakan teknik organik, maka kotoran sapi yang tadi dimasukan sebagai media pertumbuhan mikroorganisme air, seperti plankton, cacing dan lain sebagainya, yang nantinya akan menjadi makanan organik lele.



- Setelah air penuh biarkan kurang lebih 7 – 10 hari agar mikroorganisme air tumbuh, dan supaya bau residu (zat kimia) dari terpal hilang.

Saat ini (09 Januari 2011) kolam-kolam saya masih dalam tahap pemupukan, menunggu sekitar 5 – 7 harian lagi untuk masa penanaman bibit lele. Apa yang saya tulis hanya pengalaman yang saya lakukan saja, dan ilmu-ilmunya didapatkan dari berbagai sumber seperti buku, literatur, internet, pengalaman orang lain dan sebagainya. Sebelum menutup catatan ini, saya sangat mengharapkan sekali bimbingan, saran, dan masukan ilmunya dari rekan-rekan yang lebih mengerti dan lebih jago dalam budidaya lele khususnya kolam terpal, sementara saya cukupkan sampai disini apa yang bisa saya sampaikan.

Tambahan (Budidaya Iklan Lele di Kolam Terpal)

Untuk mengetahui apakah kolam sudah siap isi atau belum, saya menggunakan indikator alami, artinya ketika pada kolam sudah dipenuhi mikroorganisme seperti plankton dan lain sebagainya, maka kolam sudah siap untuk dimasukan bibit. Dalam memilih bibit usahakan memilih bibit yang berkualitas, atau kalau mau menggunakan bibit jenis sangkuriang lebih baik lagi memilih bibit yang bersertifikat. Memilih bibit ikan lele usahakan juga yang ukurannya seragam, jika berbeda-beda biasanya akan mempengaruhi pertumbuhan lele yang tumbuhnya tidak seragam, dan jika lele tumbuh tidak seragam biasanya akan kanibal (saling memakang dengan temannya).

Penebaran bibit ukuran yang saya gunakan adalah 100 (seratus) ekor per 1 (satu) meter persegi, jika bibit terlalu banyak menyebabkan laju pertumbuhan ikan lele akan terhambat. Ketika menebar benih ikan lele jangan langsung dimasukan begitu saja ke kolam, sebaiknya lakukan dulu proses adaptasi dengan pertolongan kita, karena air tempat lele sebelumnya berbeda dengan air kolam yang akan menjadi tempat hidup lele. Proses adaptasi yang bisa kita lakukan adalah dengan cara memasukan tempat lele sebelumnya (misalnya plastik) secara perlahan-lahan ke air kolam, buka plastiknya biarkan air kolam masuk kedalam plastik, biarkan pula air kolam dan air dalam plastik bersatu (homogen), dan biarkan pulabenih lele dari plastik berenang dengan sendirinya ke kolam. 
 

CARA BUDIDAYA IKAN PATIN

IKAN PATIN - Cara Budidaya Ikan Patin


Cara Budidaya Ikan Patin - Agan jualbeliforum pada kesempatan ini gw akan berbagi info seputar cara budidaya ikan patin yang barangkali bermanfaat untuk anda yang membutuhkan tambahan pengetahuan tentang budidaya ikan patin.

Siapa yang tak kenal ikan patin? Ikan air tawar ini kini menjadi primadona di kalangan pecinta kuliner ikan. Dengan ukuran badan yang panjang, berwarna putih keperakan, ikan patin termasuk ikan yang istimewa di jenisnya. Tingkat konsumsi yang tinggi membuat para peternak ikan mulai melirik budidaya ikan patin.



Selain dikenal karena kelezatannya, ikan patin juga dikenal sebagai komoditi yang berprospek bagus karena harga jualnya yang tinggi. Perawatan yang mudah juga menjadi alasan lain para peternak ikan tawar memilih mencoba budidaya ikan patin.

Bernama latin Pangasius Hipothalmus, ikan patin merupakan jenis ikan air tawar yang dapat dikonsumsi oleh manusia. Produknya termasuk unggulan sehingga banyak peternak yang mencoba usaha budidaya ikan patin ini. Tekstur daging ikan patin ini memiliki banyak lemak dan agak basah namun tidak memiliki banyak duri. Harga ikan patin di pasaran cenderung stabil sehingga usaha budidaya ikan patin ini cukup menjanjikan dan berpotensi menghasilkan pendapatan besar.

Memilih untuk usaha budidaya ikan patin memang memerlukan komitmen yang berkelanjutan. Kegiatan budidaya ikan patin ini sama seperti beternak hewan perikanan lain memerlukan ketelatenan dan kesabaran dalam setiap langkah dan prosesnya. Sebagian orang tidak menyukai rasa ikan patin karena rasa dagingnya yang kurang gurih. Dengan penambahkan bumbu-bumbu yang pas tentunya hidangan berbahan dasar ikan patin ini akan semakin nikmat.

Ya, selera setiap orang berbeda tetapi secara umum, hidangan ikan patin banyak penggemarnya terutama di kepulauan Sumatera dan Sulawesi. Selain dijadikan hidangan untuk menu utama, ikan patin memiliki potensi besar lainnya sehingga banyak orang semakin tertarik untuk melakukan usaha budidaya ikan patin.

Daging ikan patin bisa diolah menjadi panganan atau makanan pelengkap seperti abon ikan patin. Rasanya yang khas dan unik menarik minat masyarakat. Usaha ini belum banyak dilakukan orang oleh karena itu potensinya masih terbilang besar. Bagi Anda yang tertarik untuk menekuni budidaya ikan patin ini, Anda harus menyediakan kolam pemeliharaan terbuat dari tanah liat atau lempung yang dapat menahan massa air yang besar serta tidak bocor.

Tanah ini kemudian dibentuk menjadi kolam berupa pematang atau dinding-dinding kolam.Setelah menyiapkan tanah sebagai kolam pemeliharaan budidaya ikan patin, maka hal yang kedua yang perlu diperhatikan adalah kualitas airnya sendiri.

Syarat utama adalah air harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan beracun. Suhu air juga menjadi perhatian utama. Suhu air yang baik untuk budidaya ikan patin berkisar antara 26-28 derajat Celcius.

Budidaya ikan patin dapat dibedakan menjadi dua bagian yang tak terpisahkan, yaitu pembenihan dan pembesaran. Keduanya membutuhkan perhatian yang cukup mudah. Meskipun kedua kegiatan ini belum cukup populer di kalangan masyarakat karena untuk memenuhi kebutuhan ikan patin biasanya masih mengandalkan kegiatan penangkapan di alam.

Proses Pembenihan Pada Budidaya Ikan Patin

Kegiatan pembenihan ikan patin merupakan upaya untuk menghasilkan benih pada ukuran tertentu sehingga yang dihasilkan adalah benih yang dihasilkan setelah masa pendederan. Proses penting yang harus dilalui pada budidaya ikan patin. Setiap tahapan pada budidaya ikan patin bisa dijadikan bisnis tersendiri.

Pada tahap pembenihan misalnya, peternak bisa mencoba budidaya ikan patin hanya dalam tahap ini lalu langsung menjual benihnya pada mereka yang membutuhkan benih-benih berkualitas. Tentunya harga yang dipatok berbeda dengan ikan patin yang sudah dewasa dan siap dikonsumsi.

Untuk memulai budidaya ikan patin, Anda bisa mendapatkan benih ikan dari hasil tangkapaan di perairan umum maupun membeli dari Balai Pemeliharaan Ikan Air Tawar di Jawa Barat. Benih-benih ini biasanya dikumpulkan dalam satu wadah dan dirawat selama kurang lebih dua minggu. Proses inilah yang membutuhkan kehati-hatian.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya ikan patin adalah kualitas air, apabila air dalam penampungan sudah mulai kotor, gantilah dengan air bersih dan hindarkan dari sengatan matahari. Benih ikan patin ini akan siap ditebar ketika sudah dipindahkan dan dipelihara terlebih dahulu di dalam jaring. Hal ini dimaksudkan agar benih ikan patin mampu berdadaptasi dengan lingkungan barunya. Budidaya ikan patin ini memang perlu perhatian yang besar.

Ciri-ciri induk patin yang sehat dan siap dipijahkan adalah sebagai berikut:

1. Proses Pembenihan Pada Budidaya Ikan Patin - Induk Betina
Berumur tiga tahun
Ukuran anatara 1.5 – 2 kilogram
Perut membesar ke arah anus
Perut terasa empuk dan halus saat diraba
Kloaka membengkak dan berwarna merah tua
Kulit pada bagian perut lembek dan tipis
Ketika kloaka ditekan maka akan keluar beberapa butir telur dengan bentuk bundar yang besarnya seragam.


2. Proses Pembenihan Pada Budidaya Ikan Patin - Induk Jantan
Berumur dua tahun
Ukuran 1.5 – 2 kilogram
Kulit perut lembek dan tipis
Bila diurut akan keluar cairan sperma berwarna putih
Kelamin membengkak dan berwarna merah tua.

Proses Pembesaran Budidaya Ikan Patin

Pembesaran ikan patin dapat dilakukan di kolam, di jala apung baik dengan sistem pen maupun dalam karamba. Berikut penjelasannya:
Pembesaran ikan patin di kolam dapat dilakukan melalui sistem monokultur maupun polikultur.
Pembesaran ikan patin di jala apung sebaiknya memerhatikan lokasi pemeliharaan, bagaimana cara menggunakan jala apung, bagaimana kondisi perairan dan kualitas airnya serta proses pembesarannya.
Pada pembesaran ikan patin, sistem yang perlu diperhatikan pemilihan lokasi, kualitas air, penebaran benih dan pemberian pakan serta pengontrolan.
Pada pembesaran ikan patin di karamba yang perlu diperhatikan adalah masalah pemilihan lokasi, penebaran benih, pemberiaan pakan tambahan, pengontrolan dan pemanenan.

Proses Panen Budidaya Ikan Patin


Pastikan ikan patin tidak terkoyak siripnya ketika Anda mengangkatnya dari kolam pembesaran. Ikan patin yang terkoyak siripnya akan mengalami penurunan harga sehingga tak laku di pasaran. Budidaya ikan patin juga membutuhkan kehati-hatian yang lebih detail.

Ketika budidaya ikan patin Anda sudah mulai membuahkan hasil, jangan gunakan jala yang besar dan kasar untuk menangkap ikan patin karena akan menyakiti dan merusak tubuh ikan patin. Sebaiknya gunakan serok dengan jala yang halus. Pilihlah ikan patin yang benar-benar siap panen sehingga hasil yang Anda dapatkan pun maksimal.

Pengemasan dalam Budidaya Ikan Patin


Pengemasan benih ikan patin harus dapat menjamin keselamatan benih selama pengangkutan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengemasan benih ikan patin ketika Anda mulai berbisnis budidaya ikan patin yaitu:
Sediakan kantong plastik sesuai kebutuhan. Setiap kantong dibuat rangkap untuk menghindari kebocoran.
Benih ikan yang telah dipuasakan selama 18 jam ditangkap dengan serokan halus kemudian dimasukan kedalam kantong plastik tadi.
Satu persatu kantong diisi dengan oksigen murni (perbandingan air ksigen = 1:2). Setelah itu segera diikat dengan karet gelang rangkap.
Kantong-kantong plastik berisi benih dimasukkan kedalam kardus.
Lama pengangkutan. Benih ikan patin dapat diangkut selama 10 jam dengan tingkat kelangsungan hidup mencapai 98,67%.

Budidaya Ikan Patin - Kuliner Khas dari Ikan Patin


Budidaya ikan patin ini benar-benar menjanjikan prospek yang baik. Selain dipasarkan secara langsung dalam keadaan segar, ikan patin juga bisa diolah menjadi kudapan lezat. Salah satunya adalah masakan Riau yang menggunakan ikan patin sebagai bahan utama pembuatannya.

Bagi Anda yang ingin mencicipi kuliner khas Riau, yaitu gulai asam ikan patin, berikut adalah resep yang bisa Anda coba:

Bahan:
1 kg ikan patin
1 ons belimbing wuluh
1 sdt garam
Penyedap rasa secukupnya
2 sdm minyak goreng
1 buah tomat potong empat bagian
1 lembar daun kunyit
3 lembar daun jeruk
1 ruas lengkuas, memarkan
1 batang serai

Bumbu-bumbu (haluskan):

1 ons cabe merah
5 siung bawang merah
5 siung bawang putih
1 ruas jari jahe

Cara Memasak:
Bumbu yang telah dihaluskan, ditumis hingga harum
Masukkan daun kunyit, daun jeruk, lengkuas dan serai
Tambahkan air, tunggu hingga mendidih. Masukan ikan
Masukkan belimbing wuluh, kecilkan api, masak hingga matang
Angkat dan sajikan.

Semoga bermanfaat...Good Luck!

Referensi : http://www.jualbeliforum.com/